Inilah pantun-pantun tanpa sampiran
Karena yang terburuk sudah sangat telanjang
Inilah pantun-pantun hanya sampiran
Karena setiap isi tidak boleh diungkapkan
Inilah syair pantun-pantunan
Untuk pelipur lara koran-koran yang ngumpet di balik kegelapan
Untuk para cendekiawan yang arif dan bungkam
Untuk kaum seniman yang sibuk main akrobat aliran-aliran

Pantun-pantunan untuk mengakali diri sendiri
Untuk mentertawakan dan memaafkan semakin kecilnya nyali
Di negeri yang sedikit-sedikit dicurigai
Di negeri yang sedikit-sedikit ditunggangi
Pantun-pantunan Aceh, Asmat, dan Madura juga
Yang tergabung dalam kesatuan nusantara
Meskipun para perampok akhirnya ketahuan semua
Emangnya Lu bisa apa
Tiga setengah abad darah
Tiga setengah abad airmata
Kepada Londo mancanegara boleh kita luapkan amarah
Tapi kepada Londo domestik hati kita sangat pemurah
Ayam hutan terbang ke angkasa raya
Ayam kampung mematuki apa saja sekenanya
Dengan pembangunan kita jamin kebebasan berbicara
Dengan syarat mulut jangan sampai terbuka
Kalau sungai tak mengalir lagi airnya
Itu sungai malas namanya
Kalau keadilan telah terlaksana
Tanah air kita bagi sekeluarga
Keluarga kecil keluarga bahagia
Dua anak cukup, lelaki perempuan sama saja
Lima kali lima berapa jumlahnya
Bergantung mayoritas saham untuk siapa
Sungai-sungai masuk ke muara
Menyatu dengan gelombang samudera
Saya pernah lihat ada negeri yang tak terkirakan indahnya
Terutama karena sangat banyak jenis malingnya
Di hutan belantara lantunkan tembang
Di padang perdu perdengarkan seruling
Silahkan pakai asas keterbukaan
Asalkan tidak takut ditempiling
Unggas bernyanyi menyatakan cinta
Kuda lari kakinya terantuk
Ada saat dewan rakyat dua tugasnya
Pertama bilang ya, kedua mengantuk
Trembesi ya trembesi
Tangan jangan terlalu banyak durinya
Korupsi ya korupsi
Tapi jangan segitu dong jumlahnya
Polusi ya polusi
Tapi dimusnahkan dong limbahnya
Kolusi ya kolusi
Tapi dihukum doong tukang katabelecenya
Sungai ya sungai
Tapi jangan dicemari airnya
Monopoli ya monopoli
Tapi ya jangan monopoli
Kemerdekaan membuat kita bersatu
Pembangunan melebur segala kubu
Tanahku adalah tanahku
Tanahmu adalah tanahku
Kata burung garuda: kalau sudah bersatu
Jangan bertengkar karena suku dan agama
Kata orang Madura: kalau pemilu
Sepau bapak jangan mampir-mampir di hidung saya
Inilah pantun-pantunan tigabelas ribu kepulauan
Demi buang angin agar tak sakit perut ini
Sesekali kita mencoba jujur kepada kebenaran
Agar tak cepat berlalu kemesraan ini

1994

Ainun Nadjib, Emha. 1994 (Cet. Ke-1). Abacadabra Kita Ngumpet…. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya bekerjasama dengan Komunitas Pak Kanjeng. Hal. 16—19.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright 2010 anti trust
Lunax Free Premium Blogger™ template by Introblogger